Header Ads

test

Red Herring --- Pengalihan Perhatian


Pernahkah sobat blogger mendengar istilah Red Herring?? Aku yakin kalian sudah tidak asing lagi dengan istilah dari bahasa inggris tersebut. Yup bener, suatu pengalihan oleh sesuatu yang sangat mengasikkan sehingga kita lupa dengan masalah yang sebenarnya.

Seperti saat gue melihat suatu acara masak-memasak di tipi, itu loh yang chef nya cewek seksi bahenol, itu tuh si fara quen. Gue pasti selalu terpesona liat body, wajah, dan semuanya deh pokoknya hingga gue melupakan ritual-ritual terpenting di acara tersebut misalnya bahan2 apa saja yang di butuhkan. Ini Red Herring (ngaco banget nih si admin:red)

Seperti di negeri kita tercinta ini, banyak sekali kasus-kasus Red Herring, kalian percaya kan dengan omongan gue ini...

Banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab sama dengan kasus-kasus besar yang tak terselesaikan di Negeri ini. Ada yang bilang “Jika anda mempunyai uang banyak barulah anda bisa menemukan keadilan di indonesia”. Memang seperti itulah keadaanya?

Kasus nazarudin lumpur lapindo, kasus bank century, kasus korupsi mafia pajak Gayus, dan yang paling heboh kasus mafia bank “malinda dee”, Seperti bunyi gong yang dipukul tak terlalu keras suaranya didepan semakin hilang dan benar-benar hilang dibelakang.
Mundur kebelakang lagi ketidak mampuan government mengungkap kasus-kasus pelanggaran HAM berat seperti kasus munir, kasus 12 Mei. Hukum kita tak menjadi raja di negaranya sendiri, bahkan semakin jauh tangan hukum Negara kita tak mampu melindungi pahlawan-pahlawan devisa kita yang bekerja di luar negeri.

Culasnya government kita, semakin menambah lengkap penderitaan wong cilik. Benar pula kata Mas Iwan Fals, single fighter yang mampu menghancurkan ketidakteraturan ini pantas kita sebut sebagai manusia setengah dewa.

Kuku tajam tangan-tangan hokum Negara kita hanya mampu meremah jantung si pencuri 10 buah kapuk randu, pencuri 3 biji kopi, dan pencuri ayam, tapi ketika untuk meremah penjahat-penjahat kelas kakap kukunya tak mampu menembus, alih-alih bisa mencengkeram si penjahat tangan-tangan hukum kita malah membelai-belai penuh perhatian para penjilat, bromocorah, dan duratmaka negeri ini.

Kita memang sudah terlepas dari rezim yang konon sangat tidak benar, tapi apatah kalau kita sekarang beralih ke rezim baru yang nyatanya lebih menyengsarakan. Orde lama ke Orde baru, dan kini kita berada di Orde paling baru dengan tambahan penderitaan baru. Bertemu di hari belakang menurut survey ternyata khalayak lebih menyukai pemerintahan orde lama. Inikah hasil dari reformasi?

Sebuah ilmu atau jurus kasat mata yang selalu dilakukan oleh government kita adalah jurus pengalihan kasus. Dengan begitu mudahnya khalayak melupakan kasus rekening gendut perwira polisi setelah kehadiran briptu “chaiya chaiya” dan briptu yang berwajah cantik.
Begitu hebohnya kasus bank century yang kemudian dengan mudah menghilang perlahan, dengan hebohnya kontroversi kenaikan gaji pejabat dan isu terorisme.

Paling ter… ter… ter… adalah ujug-ujug raibnya mega kasus mafia pajak Gayus Halomoan P. Tambunan, berangnya goverment pusat dengan keistimewaan DIY Nyugyokarto, padahal airmata masyarakat mbantul dan sekitarnya belum kering. Toh, mereka (Yogyakarta) bukan daerah separatis yang sedang merencanakan makar untuk keluar dari NKRI.

Sepertinya ada tangan kasat mata/invisible hand dibalik setiap peristiwa dan setiap kasus yang terjadi di Negeri ini, dan dengan kekuatanya ia menyetel semuanya agar sesuai dengan keinginanya. Ditambah lagi department- department yang notabene di gaji oleh rakyat dan menjadi mewakili hajat hidup rakyat ternyata tak berpihak kepada wong cilik. Mandate yang wong cilik tagih sampai sekarang belum dikembalikan.

Kita tunggu saja tangan-tangan Tuhan menepis tangan-tangan hitam kasat mata, dan menampar, mencekik, mereka-mereka yang saat ini dengan kejam mencekik dan menampar muka dan leher wong cilik, secara fisik mau pun non-fisik.

Banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab sama dengan kasus-kasus besar yang tak terselesaikan di Negeri ini. Ada yang bilang “Jika anda mempunyai uang banyak barulah anda bisa menemukan keadilan di indonesia”. Memang seperti itulah keadaanya?

Jika kasus anda ingin aman maka alihkanlah kasus anda, hati-hati perhatikan juga jangan sampai kasus Anang dan Syahrini dialihkan juga, dan ingat baik-baik dimana tempat anda mengalihkan kasus anda.

Terus dalam tulisan tak berguna ini mana substansinya?? Penulis blog ini apajuga lagi melakukan red herring??

Tanya saja hatimu kawan ....... aku sudah capek dengan semua kebohongan ini

No comments