Header Ads

test

Rasa Nyeri ini ....


Dear, Robin

Adakah yang bisa kubisikkan kembali kepada Rabb ketika hari tlah jauh malam dan hanya nyeri ini yang terasakan? Ia datang lalu sesaat kemudian pergi. Ia timbul lalu tergoda untuk tenggelam lagi. Hm, aku mulai mengerti beginilah cara Rabb menyayangiku, satu di antara sekian banyak hamba-Nya.

Kata orang, cinta mampu menyembuhkan; maka aku memohon doa darimu, dari engkau yang terlampau jauh untuk kurengkuh.. yang telanjur kurindukan..

“ Dear, Robin , mohon doakan aku atas segala kesakitan ini. “

Tanpa harus kupaksakan lagi engkau pun bersuara kembali di keesokan pagi. Senang melihatmu mengirimkan selarik doa pengharapan,

“Semoga tidak terjadi apa-apa ya, Lu..”

Robin , tolong dengar ini.. Maafkanlah bila tak pernah kusampaikan padamu tentang nyeri di dada ini. Aku tlah beberapa tahun bersahabat dengannya, mungkin pernah bersamanya dalam suatu keadaan.. dan aku selalu berharap suatu ketika aku berani mendengar mereka memvonisku, seburuk apapun itu.

Tolong, maafkan aku. Aku hanya ingin bisa melihatmu tetap tersenyum, melontariku dengan candaan seperti aku ada. Tentang hari burungku. Ah yang ini tidaklah penting, aku terlalu tinggi berharap ...

Aku masih ingin tetap bersamamu sekalipun jarak ini terentang begitu jauh. Aku masih ingin… Yaah, aku ingin tetap bisa menari bersama mentari.. walau kadang berpeluh dan lelah kan menggoda nyeriku itu kambuh. Aku ingin tetap bisa bersenandung.. meski batuk ini terlalu menyakitkan tuk ditepis. Tak peduli betapa pun nyeri ini kian menyesak. Aku ingin bertahan dan terus bertahan.. Bukankah hanya Rabb yang boleh mengambil kembali diriku, diri kita seutuhnya? Bukan vonis mereka? Bukankah begitu, Robin ?

Sudahlah Robin abaikan semua ocehanku yang jelas lagi malam ini, semua orang berhak untuk hidup bahagia bukan, dan aku tidak boleh memaksakan kehendakku. Biarlah nyeri ini kurasakan sendirian di sisa hidupku. Sendirian saja .......

No comments